Dalam kurun waktu 10 hari ke depan, seluruh kaum muslimin di Indonesia dan dunia akan menyambut bulan yang penuh berkah, bulan yang dinanti-nanti, bulan ramadhan. Kebahagiaan terpancar di wajah umat muslim dengan datangnya bulan ramadhan, janji Allah atas keutamaan-keutamaan bulan ini menjadi salah satu alasannya. Pahala kebaikan dihitung berlipat, dosa-dosa diampuni, terdapat malam yang lebih utama dari pada seribu bulan, malam lailatul qodar. Kebahagiaan berbuka bersama keluarga, kawan, dan kerabat, bagi yang berprofesi karyawan terdapat kesempatan mendapatkan tunjangan hari raya (THR), dan kesempatan mudik pada saat lebaran idul fitri. Sangat banyak keutamaan dari sudut pandang agama maupun sebagai seorang manusia biasa.
Meskipun demikian, perlu disadari bahwa bulan puasa bukanlah bulan yang mudah dijalani, apalagi bagi mereka-mereka yang bekerja pada sektor-sektor informal, sebut saja tukang bangunan, penjaja barang keliling, pekerja konstruksi, pekerja lapangan dan beberapa profesi lain yang sarat akan penggunaan fisik. Meskipun ada peluang keringanan (rukhsoh) untuk tidak berpuasa bagi pekerja-pekerja berat.
Tantangan lain dengan adanya kewajiban puasa, tak sedikit dari kita yang berkurang produktifitasnya dengan dalih tak bertenaga karena berpuasa, godaan untuk lebih banyak istirahat, dan berdamai dengan kondisi berharap toleransi atas target-target yang telah dicanangkan. Hal-hal ini bisa saja kita maklumi, akan tetapi dapat diupayakan agar bulan puasa dengan segala tantangannya tetap menjadi bulan yang bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah dengan tetap menjadikan kita sebagai pribadi-pribadi yang produktif di bulan ramadhan.
Untuk mendapatkan keutamaan bulan ramadhan, sangat dibutuhkan persiapan-persiapan untuk menunjang ibadah dan aktifitas rutin kita. Berikut penulis rangkum beberapa persiapan menjelang bulan ramadhan agar kita senantiasa tetap produktif:
1. Persiapan Iman
Aktifitas puasa adalah perkara iman, keyakinan atas perintah Tuhan pencipta alam semesta. Bisa saja tidak ringan dijalani, tapi dengan ditopang rasa keimanan yang kuat, aktifitas ibadah di bulan puasa akan menjadi aktifitas yang membahagiakan, karena keihlasan hati dalam menjalaninya. Keimanan seseorang menjadi pondasi segala aktifitas ibadah di bulan penuh berkah, hati yang lapang bersedekah terbaik di saat sempit, memaksimalkan malam-malam ramadhan dengan qiyamullail meskipun fisik lelah bekerja sepanjang hari, sesempitnya waktu senantiasa mengupayakan khatam tilawah Al Quran. Semua itu jika tidak didasari iman yang kuat maka ramadhan tak ubahnya seperti bulan-bulan lain, jadi pondasi keimanan wajib dipersiapkan dengan baik.
2. Kesehatan yang Prima
Dalam beberapa riwayat dan penelitian disebutkan bahwa puasa dapat menyehatkan badan pelakunya, orang yang berpuasa mendapatkan manfaat kesehatan atas diet yang dijalani, bisa jadi selama 11 bulan lainnya selama setahun konsumsi makanan sehari-hari tidak terkontrol, sehingga dengan jeda makan kurang lebih selama 14-16 jam dapat memberi kesempatan organ pencernaan kita beristirahat dan memperbaiki sel. Bagi para penderita sakit lambung, tidak adanya asupan makanan selama kurang lebih 14 jam harus disiasati dan direncanakan dengan benar. Jangan sampai puasa yang idealnya menyehatkan menjadikan kondisi organ pencernaan kita semakin parah. Untuk mendapatkan kelancaran berpuasa sangat dibutuhkan kondisi tubuh yang prima sejak sebelum ramadhan.
3. Perencanaan keuangan yang matang
Apa hubungannya puasa dan perencanaan keuangan? Disadari atau tidak, pada berbagai sektor bisnis mendapatkan puncak penjualan pada bulan ramadhan, industri fashion muslim, kuliner, tansportasi, dan banyak industri lain. Hal tersebut menjadi penanda bahwa aktifitas konsumsi untuk indstri-industri tersebut mengalami lonjakan. Apa pasal? ibu-ibu rumah tangga memanjakan keluarganya terutama anak-anak yang sedang belajar puasa dengan hidangan-hidangan istimewa saat berbuka. Para ibu juga yang banyak inisiatif scrolling medsos dan marketplace untuk mengamankan seragam-seragam sarimbit lebaran selama ramadhan. Dan bagi perantau, momen libur lebaran menjadi salah satu komponen biaya terbesar selama ramadhan, mulai dari tiket mudik, THR kepada para keponakan, saudara dekat, dan tentunya operasional selama di kampung halaman. Yuk, kita persiapkan rencana keuangan sebelum memasuki bulan ramadhan.
4. Persiapan rencana perjalanan
Persiapan berikutnya, sejalan dengan poin 3 tentang persiapan keuangan, tak kalah penting adalah perencanaan perjalanan mudik. Bukan dari biayanya, melainkan teknis perjalanan, armada, dan waktu keberangkatan mudik. Sudah menjadi hajatan tahunan mudik, peminat berbagai moda transportasi melonjak drastis, beberapa moda bahkan sudah habis tiketnya sejak 3 bulan sebelumya, kalaupun ada yang ready setiap saat, bisa dipastikan harganya sudah melambung tinggi pada momen puncak mudik. Jadi sangat penting merencakan perjalanan mudik atau perjalanan di saat bulan ramadhan dari sebelum ramadhan.
5. Persiapan Ilmu
Poin ini adalah persiapan paling penting setelah persiapan iman. Aktifitas ibadah ramadhan adalah syariat yang mempunyai landasan ilmu, ada syarat dan rukunnya. Jangan sampai sudah berlelah-lelah menahan lapar dan haus tapi tidak mendapatkan kemuliaan dan berkah puasa karena kurang ilmu. Tidak hanya ilmu tentang kaifiah puasa, ilmu-ilmu dalam menjaga hati, ilmu tentang kesehatan selama puasa, dan ilmu-ilmu lain tidak kalah penting selama kita menjalankan puasa.
Kesimpulannya, ibadah ramadhan adalah ibadah yang agung, masa selama satu bulan penuh adalah momen-momen terbaik dari perjalanan waktu setahun bagi seorang muslim. Perlu persiapan terbaik memasukinya, agar kita mendapatkan manfaat dan berkah terbaik dari bulan ramadhan. Persiapan keimanan, kesehatan, keuangan, rencana perjalanan, dan salah satu yang terpenting adalah persiapan ilmu.